Dalam kegiatan sehari-hari dalam sebuah organisasi, perusahaan, maupun individu menghasilkan dokumen berisi informasi. Hal itu ditambah pula dengan berkembangnya ilmu teknologi yang secara langsung membuat jumlah informasi semakin banyak. Teknologi yang ada sekarang ini memudahkan kita untuk mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja dan dalam bentuk apapun. Ribuan dan bahkan jutaan informasi berada disekitar kita. Berbagai jenis media menyampaikannya hingga sampai kepada setiap orang. Perkembangan teknologi yang sedemikian cepat dan pesat menyebabkan munculnya berbagai informasi yang dihasilkan selain buku atau bahan tercetak, misalnya microfilm, cakram padat, e-book, dan lain sebagainya. Hal itu mengakibatkan ledakan informasi yang sangat dahsyat. Didalam Istilah yang digunakan untuk menggambarkan peningkatan jumlah informasi dengan cepat dan menghasilkan begitu banyak data. Kemudian berkembang isilah-istilah lain seperti informasi polusidan lain sebagainya.
Menurut Rubin, Penggunaan istilah tersebut menggambarkan, informasi yang ada saat ini sangatlah berlimpah dan tidak terbendung sehingga menimbulkan ketakutan sekaligus kecemasan informasi (information anxiety). Dalam infrastruktur informasi, peran perpustakaan merupakan penyebar informasi yakni dalam membantu seseorang menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhanya. Rubin mengemukakan bahwa perkembangan teknologi juga mengakibatkan saluran penyebaran informasi menjadi bervariasi, misalnya internet, Televisi, jaringan telepon umum, jaringan telepon seluler dan lain sebagainya. Di satu sisi saluran-saluran tersebut menyediakan akses informasi yang besar, sementara di sisi lain semakin banyak informasi yang diciptakan dalam bentuk elektronik semakin besar pula ketergantunganya pada komponen elektronik (komputer, telepon, radio, televisi) dan ketergantungan pada penyebar informasi tradisional seperti perpustakaan semakin berkurang.
Oleh karena itu khususnya pada masyarakat sebagai pengguna informasi, harus memiliki sebuah kemampuan untuk mengenali kebutuhan informasi, membangun strategi pencarian informasi, menemukan dan mengakses informasi, mengorganisasikan, mengevaluasi dan menggunakan informasi secara etis dan tepat, mengkomunikasikan dan menciptakan informasi.
Untuk mendapatkan kemampuan literasi informasi seseorang perlu mencari tahu bagaimana di dalam literasi informasi itu atau perlu mendapatkan bimbingan terlebih dahulu setiknya belajar dengan orang yang lebih ahli mengenai literasi informasi atau bisa juga melalui internet. Masyarakat lah nantinya yang akan mendidik anak-anak mereka seperti, membaca dan menulis dan bagaimana mencari informasi yang dibutuhkan setelah didapatkanya kemudian memilih dan mengolah informasi tersebut lalu disebarkan atau diberikan kepada orang lain. Tentunya informasi yang mereka dapatkan informasi yang bersifat positifdan mendidik. Pendidikan literasi informasi hendaknya diperkenalkan kepada masyarakat agar masyarakat nantinya terbiasa dengan pencarian informasi yang dibutuhkan sehari-hari terutama di dalam mendidik orang yang ada disekitarnya. Kemampuan literasi semacam ini bersifat longlife learning atau dengan kata lain pembelajaran yang berguna sepanjang hayat. Kemampuan ini dapat dipakai dalam kehidupan mereka kelak misal dalam kehidupan sosial, bidang pekerjaan atau dalam mengambil keputusan.
Literasi informasi juga dapat membentuk pribadi yang berpikir kritis, untuk itu sangat penting kemampuan berpikir kritis karena seseorang tidak percaya begitu saja dengan informasi yang ada serta didapatnya. Kemampuan seperti inilah yang dapat mendorong seseorang untuk selalu ingin tahu terhadap segala informasi yang selalu berkembang dan terus mencari kebenaranya, kemudian ia mencari informasi dari berbagai sumber dan akhirnya dapat menemukan kebenaran informasi tersebut
(AH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar